Pekanbaru, Newsoke.Net- Dinamika perpolitikan ini, dua minggu menjelang pendaftaran Bakal Calon Pilkada 2020, di Riau cukup menarik perhatian. Sebab muncul yang tak diprediksi sebelumnya. Yaitu ada kader Partai Poliktik (Parpol) menentang keputusan. Sehingga pakai perahu lain untuk maju di Pilkada.
Menanggapi fenomena ini, Pengamat Politik Riau, Tito Handoko S IP, M Si, menilai aksi comot-comotan dalam hal kontestasi politik Indonesia, dan bahkan ini merupakan bukti tidak mengakarnya ideologi partai dalam diri kadernya.
“Akibatnya, para kader tidak memiliki beban moral ketika bertentangan dengan kebijakan partai dan ini juga menandakan pemikiran pragmatis elit politik di Indonesia umumnya dan daerah khususnya,” kata Tito kepada wartawan.
Dikatakannya, banyak kader Parpol yang nekat bermain di luar pagar ini, tentunya
menandakan bahwa tidak sehatnya pola kaderisasi didalam tubuh Parpol, seolah fakta ini memperkuat argumen lahirnya new patrimonial ataupun dinasti politik gaya baru.
Pasalnya, beberapa daerah yang terjadi fenomena lompat pagar ini, dikarenakan Parpol mendukung kader itu masih ada kaitan erat untuk kekuatan kekerabatan sebelumnya. Contohnya itu istri Bupati Inhu, Yopi Arianto, Rezyta Meylani di Pilkada Inhu.
Kemudian ada nama Adi Sukemi di Pilkada Pelalawan yang merupakan anak dari Bupati Pelalawan HM Harris, dan di Kuansing ada nama Andi Putra yang merupakan Putra dari Mantan Bupati Kuansing dua periode, Sukarmis.
Disinggung mengenai Parpol yang tidak kunjung memberi sanksi tegas kepada kadernya yang lompat pagar ini. Dikata
Tito itu ada merupakan strategi double track dan Parpol yang kader dicomot akan diuntungkan.
**red/rul